Selasa, 25 Januari 2011

Stimulasi Pralahir

Stimulasi pralahir merupakan stimuasi yang dilakukan sejak bayi masih berada dalam kandungan, stimulasi ini bisa dimulai pada usia kandungan 16 inggu atau 4 bulan hingga menjelang persalinan. Sebaiknya stimulasi ini dilakukan secara terpola untuk memudahkan janin belajar. Namun, tak perlu berlebihan agar janin tetap memiliki waktu untuk istirahat. Cukup luangkan waktu setidaknya 5 sampai 10 menit di pagi dan malam hari untuk berkomunikasi dengan janin.

Menurut Thomas R. Verny, Ph.D dan Rene Van De Carr, MD. psikiater dan pakar perkembangan anak, dalam bukunya 'Cara Baru Mendidik Anak Sejak Dalam Kandungan' disebutkan bahwa anak yang menerima stimulasi sejak dalam kandungan kelak akan memiliki kemampuan visual, pendengaran, dan ketrampilan berbahasa dan motorik yang lebih baik.

Jenis Stimulasi

Ada beragam jenis stimulasi yang dapat Anda lakukan antara lain:

O Stimulasi Suara.

a. Memperkenalkan diri.
Komunikasi pertama yang dapat Anda lakukan adalam memperkenalkan diri, misalnya, "Nak, ini ibu dan Ayah". Bagi sang ayah, dekatkan kepala pada perut ibu dan tempelkan pipi pada perut lalu berkomunikasilah dengan bayi. Jika terasa ada gerakan atau tendangan, berarti janin tersebut memberikan respon.

b. Membacakan cerita.
Cobalah dilain waktu untuk membacakan sebuah kisah. Tak perlu panjang-panjang, cukup 10 menit. Janin akan mendapatkan sensasi untuk merasakan pengalaman berkata-kata. Ayah juga bisa ikut membacakan, hal ini dilakukan karena hubungan antara ayah dan bayi berkaitan dengan kemampuan sosial si anak di kemudian hari.

c. Mendengarkan suara musik.
Dengan mendengarkan suara musik akan banyak membawa manfaat karena dapat memperkaya pendengaran janin, agar tak hanya mendengar irama jantung ibu, misalkan suara gendang kecil. Dekatkan alat musik trsebut pada perut ibu bunyikan irama yang terpola dan lembut. Upaya lainnya yang bisa dilakukn adalah bernyanyi atau bersenandung. Iramakan nada-nada indah dan menyenangkan agar bayi merasa tenang.

O Stimulasi Gerakan Tangan.

a. Membelai.
Letakkan jemari pada posisi punggung janin, yakni sekitar bagian bawah perut. Lakukan gerakan membelai punggung janin dari bawah sampai mencapai bagian atas perut yang merupakan posisi pantat bayi. Barengi belaian ini dengan mengucapkan kata-kata lembut.

b. Mengusap.
terlebih dahulu tentukan posisi punggung dan pantat bayi. Gunakan gerakan mengusap dengan jari dan telapak tangan terbuka. Kemudian usap-usaplah bagian perut dengan gerakan melingkar dan sedikit tekanan. lakukan dengan diiringi nyanyian atau alunan musik klasik.

c. Menepuk.
Lakukan gerakan menepuk dengan lembut. Tepukan dilakukan pada bagian atas perut yang merupakan posisi punggung atau pantat bayi. Akan tetapi, bila dideteksi ternyata posisi janin sungsang gerakan menepuk bisa dilakukan di bagian bawah perut. Lakukan dengan cara merapatkan jari-jemari lalu telapak tangan menepuk secara halus. Lakukan menepuk di tempat yang berbeda- beda dan perhatikan apakah janin akan memberkan respon juga.

d. Menekan.
Cobalah meletakkan tangan pada kedua sisi perut. gunakan ujung jari untuk menentukan posisi janin. Rasakan bagaimanan posisi badan dan kepalanya. Selanjutnya, tempatkan kedua tangan pada kedua sisi janin dan lakukan dengan sedikit tekanan lembut jangan terlalu keras. Gerakan menekan berfungsi untuk menjaga keseimbangan antara otak kiri dan otak kanan pada janin.

e. Menguncang.
Langkah pertama, ketahui posisi punggung dan pantat janin. Kemudian, letakkan kedua tangan pada kedua sisi perut tempat punggung dan pantat janin berada. Selanjutnya, gerakan tangan ke atas dan biarkan perut kembali ke posisi semula setelah mengangkatnya. Peganglah perut dengan erat namun jangan mengguncangnya terlalu keras.

Artikel Yang Berkaitan

1. Lindungi Si Kecil Dari Gigitan Serangga.
2. Mengatasi Mimisan (Epistaksis) Pada Anak.
3. Si Kecil Sering Gumoh.
4. Tersedak Pada Bayi, Tips Cara Menanganinya.
5. Keracunan Pada Anak, Mengenali Gejala dan Tips Pencegahan.
6. Biang Keringat (Ruam Panas) Pada Anak.
7. Menangani Si Kecil Yang Terserang Diare.
8. Jika Perut Anak Kembung.
9. Bila Anak erkena Cacar Air.
10. Ruam Akibat Tanaman Beracun.
11. Kapan Seharusnya Anda Menghubungi Dokter Atau Rumah Sakit.
12. Pendarahan Pada Tali Pusat.
13. Sisik Pada Kulit Kepala Bayi.
14. Jerawat Pada Bayi.
15. Jika Anak Mengalami Kejang.
16. Demam Pada Anak.
17. Terapi Untuk Anak Autis.
18. Diagnosis Dan Cara Mengobati cacingan Pada Anak.
19. Cacingan Dapat Menurunka Fungsi Kongnitif Pada Anak.
20. Radang Telinga Pada Anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar