Selasa, 21 September 2010

Mimisan (Epistaksis) Saat Hamil

Hiung berdarah (Kedokteran: epistaksis atau Inggris: epistaxis) atau mimisan adalah satu keadaan pendarahan dari hidung yang keluar melalui lubang hidung. Ada dua tipe pendarahan pada hidung:

* Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi pada kiesselbach, 90%. Biasanya hanya terjadi pada 1 lubang hidung, anak tidak merasakan adanya tetes darah menuju faring atau mulut atau merasa menelan darah, kita tidak bisa melihat tetesan darah di faring/belakang rongga mulut. Tindakan penekanan/kompresi biasanya sudah ampuh untuk tipe anterior.

* Tipe posterior (bagian belakang, nasofaring). Ada baiknya dibawa ke dokter, karena cenderung tidak berespon terhadap teknik kompresi.

Mimisan atau keluarnya darah dari hidung cukup sering terjadi pada kehamilan yang disebabkan adanya perubahan hormon. Biasanya, mimisan terjadi pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Mimisan dapat terjadi ringan atau berat.

Penyebab mimisan, atau Epistaksis bukan karena seseorang hamil atau dulunya pernah mimisan. Namun, mimisan terjadi karena pecahnya pembuluh saraf di
daerah hidung. Seperti diketahui, saat hamil kadar hormon progesteron dalam tubuh meningkat. Nah, meningkatnya hormon ini akan menyebabkan otot-otot polos -termasuk otot-otot polos pembuluh darah akan mengalami relaksasi yang berlebihan.

Salah satu akibat dari relaksasi ini adalah, melebarnya pembuluh darah di daerah hidung. Karena hidung adalah daerah yang sensitif, maka perubahan tekanan, suhu atau bersin sekalipun bisa menyebabkan pembuluh darah di sekitar hidung ini pecah yang kemudian bisa menutup lagi.

Perlu diingat, mimisan ini tidak terjadi pada semua bumil. Sebaliknya, mimisan sering terjadi pada mereka yang sensitif atau ada kelainan-kelainan struktur tulang daerah hidung, misalnya tulangnya miring atau mukosanya (lapisan kulit dalam) miring.

Bila mimisan terjadi sangat banyak serta sulit berhenti, segera pergi ke dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) untuk tindakan lebih lanjut dan dicari penyebabnya.

Tak perlu khawatir, mimisan tidak berpengaruh negatif terhadap janin yang dikandung, hanya sedikit mengganggu kenyamanan saja.

Mimisan tidak disebabkan Anda mengonsumsi suatu makanan atau minuman tertentu. Namun, mimisan bisa saja terjadi karena kekurangan vitamin C sebagai antioksidan untuk jaringan ikat, salah satunya untuk jaringan otot-otot pembuluh darah. Walau begitu, bukan berarti mimisan pasti terjadi karena kurangnya vitamin C.

Perawatan untuk mencegah mimisan

Untuk mencegah terjadinya mimisan, hal yang harus Anda lakukan ialah, hindari faktor pencetus alergi, asup vitamin C, jangan terlalu lama berada di bawah sinar matahari (berpanas-panasan) karena mimisan bisa timbul tiba-tiba tanpa gejala, jangan lupa istirahatlah yang cukup.

Aliran darah akan berhenti setelah darah berhasil dibekukan dalam proses pembekuan darah. Sebuah opini medis mengatakan bahwa ketika pendarahan terjadi, lebih baik jika posisi kepala dimiringkan ke depan (posisi duduk)untuk mengalirkan darah dan mencegahnya masuk ke kerongkongan dan lambung.

Pertolongan pertama jika terjadi mimisan adalah dengan memencet hidung bagian depan selama tiga menit. Selama pemencetan sebaiknya bernafas melalui mulut. Perdarahan ringan biasanya akan berhenti dengan cara ini. Lakukan hal yang sama jika terjadi perdarahan berulang, jika tidak berhenti sebaiknya kunjungi dokter untuk bantuan.

Untuk pendarahan hidung yang kronis yang disebabkan keringnya mukosa hidung, biasanya dicegah dengan menyemprotkan salin pada hidung hingga tiga kali sehari.

Jika disebabkan tekanan, dapat digunakan kompres es untuk mengecilkan pembuluh darah (vasokonstriksi). Jika masih tidak berhasil, dapat digunakan tampon hidung. Tampon hidung dapat menghentikan pendarahan dan media ini dipasang 1-3 hari.

Berikut hal-hal yang perlu anda lakukan pada saat terkena mimisan

1. Jangan menyumpal kedua lubang hidung dengan benda apapun termasuk tisu.

2. Tekan kedua lubang hidung dengan ibu jari dan telunjuk selama beberapa menit lalu kompres dengan air dingin. Air dingin membuat pembuluh darah di sekitar hidung mengerut, hal ini dilakukan agar perdarahan yang sedang terjadi berhenti.

3. Hindari posisi berbaring ataupun mendongakkan kepala karena darah dapat masuk ke saluran pernapasan.

Kematian akibat pendarahan hidung adalah sesuatu yang jarang. Namun, jika disebabkan kerusakan pada arteri maksillaris dapat mengakibatkan pendarahan hebat melalui hidung dan sulit untuk disembuhkan. Tindakan pemberian tekanan, vasokonstriktor kurang efektif. Dimungkinkan penyembuhan struktur arteri maksillaris (yang dapat merusak saraf wajah) adalah solusi satu-satunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar