Rabu, 22 September 2010

Jangan Sembarangan Minum Obat

Sekarang ini sudah banyak sekali obat-obatan yang beredar baik di apotik, toko atau diwarung yang dekat dengan rumah Anda. Beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk mengurangi keluhan seperti demam, sakit kepala, influenza, sakit gigi, nyeri punggung, otot pegal, kram menstruasi, dan nyeri arthritis sangat laris dipasaran.

Masyarakat juga sudah terbiasa untuk melawan berbagai jenis penyakit, hal yang pertama dilakukan adalah minum obat penangkal sakit yang dijual secara bebas dipasaran. Untuk itu, perlu diingat pentingnya dosis yang sudah tertera pada kemasan obat tersebut.

Sehabis meminum obat, beristirahatlah ini akan sangat banyak membantu. Bila tidak ada tanda –tanda perbaikan dalam satu dua hari, sebaiknya periksalah ke dokter terdekat. Pesan atau peringatan ini biasanya juga sudah tertulis di dalam kemasan obat. Memang kebanyakan berbagai obat pereda rasa sakit yang di jual bebas sifatnya hanya membantu untuk sementara.

Jika Anda membeli obat tanpa resep dokter, perhatikan label obat yang Anda beli, agar tidak salah meminum obat. Berikut ini beberapa hal yang harus Anda perhatikan:

1. Jangan minum aspirin atau obat ati pembenggkakan lain seperti ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen, bila Anda mudah mengalami alergi (sesak nafas, pembengkakan, shock, atau gatal-gatal), punya penyakit asma, gangguan perut, serta masalah pendarahan.

2. Jangan minum melebihi dosis yang dianjurkan. Jangan mencampur satu jenis obat dengan jenis lain, misalnya obat tanpa resep dengan obat obat yang diresepkan dokter.

3. Jangan mengunakan produk penghilang sakit lebih dari 10 hari, obat flu lebuh dari 3 hari, dan obat sakit kepala lebih dari 48 jam tanpa persetujuan dokter.

4. Untuk obat-obatan jenis ibuprofen, naproxen sodium, dan ketoprofen sebaiknya diminum dalam waktu sesingkat mungkin. Jenis obat ini bersifat menurunkan produksi prostaglandin, yang berperan membantu aliran darah ke ginjal. Tanpa prostaglandin, ginjal tak dapat bekerja efektif. Penggunaan yan terus-menerus akan memperberat kerja ginjal. Akibatnya resiko radang atau kerusakan ginjal akan meningkat.

5. Efek samping yan paling sering terjadi dari penggunaan obat anti nyeri adalah ganguan perut. Mekanismenya sama, menekan produksi prostaglandin. Kadar yang rendah ini melemahkan daya tahan perut terhadap luka, bakteri, dan virus.

6. Minum acetaminophen antara 6-8 tablet per hari dalam jangka panjang akan membahayakan lever (hati) Anda. Sebetulnya lever punya kemampuan besar untuk menguraikan zat ini. Tapi bila telah melampaui batas, lever akan membuangnya dengan cara lain. Bentuk pembuangan inilah yang jadi racun bagi tubuh.

7. Bila Anda melakukan olahraga lebih dari 30 menit, maka jangan minum obat penghilang nyeri, karena bisa menyebabkan dehidrasi. Agar bisa terus berlatih, ada atlit yang sengaja minu obat penghilang nyeri untuk menutupi rasa sakit akibat cedra. Padahal untuk penyembuhan luka, cedra, atau pembengkakan, tubuh mesti melewati fase perbaikan dan regenerasi, serta fase pemulihan jaringan. Obat penghilang nyeri membuat fase ini terlewat sehingga cedar biasanya malah berkepanjangan.

8. Apapun obat penghilang sakit yang diminum, bantulah pencernaan Anda dengan makan sesuatu sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar