Rabu, 22 September 2010

Pengembangan Program Kesehatan Reproduksi Remaja

Reproduksi adalah melanjutkan keturunan pada manusia. Kesehatan reproduksi remaja didefinisikan suatu keadaan sehat jasmani, psikologis dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses system reproduksi pada remaja.

Kesehatan reproduksi remaja menjadi isu yang sangat penting sebab jumlah remaja sudah mencapai 30% lebih dari jumlah penduduk di Indonesia. Remaja tidak saja menentukan masa depan mereka sendiri tetapi juga masyarakat mereka.

Sebagian besar remaja kurang pengetahuannya mengenai reproduksi dan seksualitasnya dan mereka tidak mempunyai akses untuk informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.

Perubahan yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini mempengaruhi setiap individu di masyarakat khususnya kehidupan para remaja. Perubahan-perubahan ini misalnya pola perkawinan, hubungan seksual sebelum menikah tanpa alat pencegah kehamilan, sehingga mengakibatkan tingginya angka kehamilan yang tidak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, cepatnya penyebaran infeksi menular seksual, khususnya infeksi HIV/AIDS (separoh dari semua kasus baru infeksi HIV terjadi diantara remaja yang berumur 15-24 tahun)

Usaha-usaha yang harus dilakukan untuk pengembangan program kesehatan reproduksi remaja, yaitu antara lain:

1. Untuk mencegah penyakit menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS.

2. Untuk mencegah kehamilan yang tidak dikendaki.

3. Untuk mencegah aborsi apalagi aborsi yang tidak aman.

Sedangkan hambatan-hambatan akses remaja untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, yaitu antara lain:

1. Sebagian besar pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi didesain untuk kebutuhan pasangan nikah.

2. Remaja tidak dipertimbangkan eksistensinya dalam program kesehatan reproduksi sebagai sumber informasi dan pelayanan.

3. Para provider tidak punya ketrampilan atau dilatih untuk kebutuhan-kebutuhan kesehatan reproduksi remaja.

4. Para remaja malu untuk mengunjungi fasilitas terutama pelayanan untuk orang dewasadan orang yang sudah menikah.

Para remaja sekarang ini mempunyai keenggan untuk menggunakan pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini disebabkan provider perawatan kesehatan cendrung mempunyai sikap negative terhadap remaja yang belum atau tidak menikah, khususnya remaja putri yang mencari pelayanan keluarga berencana, diagnosa, perawatan maupun pengobatan. Sedangkan remaja sendiri sebenarnya membutuhkan informasi-informasi tersebut sebagai pengetahuan maupun upaya untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai, misalnya:

1. Pengetahuan mengenai reproduksi dan seksualitasnya.

2. Akses informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai dan professional, sehingga remaja tidak mempunyai keengganan dan rasa malu untuk memperoleh pelayanan baik keluarga berencana, diagnosa, perawatan atupun pengobatan.

3. Bagi remaja yang terlanjur hamil, mereka akan membutuhkan informasi tentang bagaimana mereka memelihara kehamilan yang sehat dan melahirkan yang aman ataupun metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak terencanakan (mengatur jarak kelahiran)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar