Minggu, 19 September 2010

Sabun Anti Bakteri, Berbahayakah?

Bakteri adalah suatu organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas dibandingkan dengan organisme lainnya di bumi. Bakteri umumnya merupakan organisme uniseluler (bersel tunggal), prokariota/prokariot, tidak mengandung klorofil, serta berukuran mikroskopik (sangat kecil).

Bakteri berasal dari kata bahasa latin yaitu bacterium. Bakteri memiliki jumlah spesies mencapai ratusan ribu atau bahkan lebih. Mereka ada di mana-mana mulai dari di tanah, di air, di organisme lain, dan lain-lain juga berada di lingkungan yang ramah maupun yang ekstrim.

Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.

Bakteri juga merupakan salah satu sumber penyakit yang berbahaya dan mengancam kesehatan tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri biasanya karena makanan yang dimakan kurang bersih. Atau karena manusia tidak menjaga kesehatan. Memang benar bakteri merupakan salah satu sumber penyakit. Tetapi adanya ketakutan yang berlebihan justru akan menjadikan bumerang bagi kita, karena ketakutan ini kadang menjadikan kita over menjaga kebersihan, salah satunya dengan membeli sabun kesehatan, atau obat anti bakteri.

Gencarnya iklan yang menawarkan sabun anti kuman/anti bakteri mengajak pemirsa untuk memakai produk yang ditawarkan, ditambah dengan bujukan yang kadang berlebihan. Benarka sabun anti bakteri memang anti bakteri?

Dalam beberapa tahun lalu, penelitian mengungkapkan bahwa zat anti bakteri yang terdapat dalam sabun sebenarnya hanya membunuh bakteri normal, menciptakan suatu lingkungan yang resistan, mutasi bakteri yang tahan terhadap anti bakteri termasuk antibiotik. Kekhawatiran pemakaian pemakaian sabun anti bakteri secara terus menerus, menyebabkan lebih banyak bakteri yang menjadi resistan terhadap produk tersebut.

Lebih dari 75% dari semua sabun cair tangan dan hampir 30% sabun batangan mengandung zat anti bakteri, menurut sebuah penelitian Perencevich. Dalam sebuah survey di Amerika, peneliti menemukan hampir setengah dari semua sabun yang dijual mengandung zat anti bakteri triclosan dan triclocarban.

Komposisi aktif di kebanyakan produk antibakteri adalah triclosan, yakni materi antibakteri untuk membunuh bakteri dan menghalangi pertumbuhannya. Tapi yang tragis adalah, triclosan tidak hanya membunuh bakteri, tapi juga membunuh sel manusia. Triclosan pertama kali diperkenalkan ke konsumen di tahun 1995 dan sekarang ini telah menjamur.

Sabun anti bakteri juga dapat menyebabkan lebih kering dibanding sabun biasa. Beberapa dokter anak bahkan mengecilkan pemakaian sabun tersebut pada anak-anak karena terlalu keras pada kulit mereka.

Mebasuh tangan adalah hal yang termudah yang paling efektif yang orang dapat lakukan untuk mengurangi penyebaran penyakit infeksi, membasuh tangan dengan sabun biasa dengan air hangat masih menjadi yang terbaik untuk menghilangkan kuman. Berkut petunjuk bagaimana da kapan tangan sebaiknya dibasuh.


1. Selalu gunakan air hangat, air yang mengalir dan sabun yang lembut. Sabun anti bakteri bisa dipakai, tetapi tidak terlalu diperlukan.

2. Basahi tangan dan gunakan sedikit sabun cair. Basuh sampai berbusa selama 15 detik, yakinkan sampai diantara sela jari, bawah kuku, bagian atas dan telapak tangan.

3. Basuh tangan di bawah air yang mengalir. Biarkan air mengalir seperti selagi proses pengeringan.

4. Keringkan tangan dengan handuk yang bersih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar