Kamis, 26 Agustus 2010

Preeklampsia (Keracunan pada Kehamilan)

Preeklampsia atau keracunan pada kehamilan, sering juga disebut toksemia merupakan suatu kondisi yang bisa dialami oleh setiap wanita hamil. Ini biasanya terjadi pada trimester ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua. Beberapa kondisi yang memiliki kemungkinan mengalami preeklampsia, yaitu kehamilan pertama, kehamilan bayi kembar, ibu hamil pengidap diabetes, ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi, memiliki masalah dengan ginjal, dan juga wanita yang hamil pertama pada usia 20 tahun serta di atas 35 tahun.

Risiko preeklampsia juga meningkat pada kehamilan pada ibu yang memang sudah pernah mengalami preeklamsia pada kehamilan sebelumnya. Jika hal ini tidak ditangani dengan tepat dan cepat, preeklampsia akan segera berubah menjadi eklampsia, yaitu infeksi dan pendarahan. Dan ini bisa berakibat fatal.

Gejala-gejala yang timbul.

Kondisi preeklampsia sangat kompleks dan dan sangat besar pengaruhnya pada ibu maupun janin. Gejala dapat dikenali melalui pemeriksaan kehamilan yang rutin. Kendati tak jarang si ibu merasa dirinya sehat-sehat saja. Adapun gejala-gejala klinisnya adalah sebagai berikut:

* Biasanya si ibu akan merasakan sakit kepala yang teramat sering.

Tekanan darah yang tnggi ataupun peningkatan tekanan darah merupakan hal yang penting untuk menentukan seorang ibu hamil mengalami preeklamspsia atau tidak. Pada kasus ini akan ditemukan peningkatan tekanan darah lebih dari 130/90 mmHg.

* Terjadi pembengkakan di daerah kaki dan tungkai.

Pada kondisi yang lebih berat, pembengkakan terjadi di seluruh tubuh karena pembuluh kapiler bocor, sehingga air yang merupakan bagian sel merembes dan masuk ke dalam jaringan tubuh dan tertimbun di bagian tertentu.

* Pada pemeriksaan akan ditemukan kadar protein tinggi di dalam urin karena gangguan dari ginjal.

Gejala preeklampsia ringan menunjukan angka kadar protein urin lebih tinggi dari 500 mg per 24 jam. Yang parah dapat mencapai angka 5gram dalam 24 jam. Pengeluaran urin pun kurang dari 400ml per 24 jam.

* Pada beberapa kasus juga ditemukan gejala penglihatan menjadi kabur dan sensitif terhadap cahaya. Si ibu juga sering merasakan nyeri perut bagian atas, biasanya di bawah rusuk sebelah kanan, disertai mual dan muntah yang berlebihan. Terjadi juga gejala perubahan pada refleks, serta ada darah pada air kencing

* Kenaikan berat badan lebih dari 1,36 kg setiap minggu selama trimester kedua dan lebih dari 0,45 kg setiap minggu pada trimester ketiga.


Akibat yang dapat terjadi pada ibu dan janin

* Akibat pada ibu

Otak, dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dan penurunan kesadaran. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi.

Jantung, terjadi payah jantug.

Ginjal, ditemukan adanya gagal ginjal

Mata, bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun lepasnya selaput retina mata. kebanyakan bersifat sementara. Namun demikian pemulihan membutuhkan waktu yang lama.

Sistem darah, terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar zat pembekuan darah.

* Akibat bagi janin.

Janin yang dikandung akan hidup dalam rahim dengan nutrisi dan oksigen dibawah normal. Hal ini terjadi karena pembuluh darah yang menyalurkan darah ke plasenta menyempit. Karena buruknya nutrisi, pertumbuhan janin menjadi terhambat sehingga terjadi bayi dengan berat lahir rendah, bisa juga prematur,dan biru saat dilahirkan (asfiksia).

Pada kasus preeklampsia yang berat, janin harus segera dilahirkan jika sudah menunjukan kegawatan. Hal ini biasanya dilakukan demi penyelamatan nyawa ibu tanpa melihat janin suadah bisa hidup di luar kandungan atau tidak. Tapi, adakalanya keduanya tidak bisa ditolong lagi.

Tindakan pencegahan.

Hendaknya ibu hamil melakukan pemeriksaan kandungan secara rutin dan konsultasi pada dokter, minimal setiap bulan pada kehamilan awal dan seminggu sekali menjelang kelahiran. Hal ini bertujuan, agar segera diketahui kemungkinan ada gejala preeklampsia. Sehingga bisa dilakukan penanganan sesegera mungkin.

Jika diketahui terdapat penyakit preeklampsia, dokter tentu saja tidak akan menunggu penyakit ini menjadi parah. Bila perlu tanpa melihat usia kehamilan, persalinan dapat dianjurkan atau mengakhiri kehamilan. Tergantung keadaan, persalinan persalinan dilakukan dengan induksi atau bedah cecar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar