Jumat, 20 Agustus 2010

Terapi Untuk Anak Autis

Autistic Spectrum Disorder, hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Biasanya anak yang menderita autis sudah dapat diketahui gejalanya sejak dini. Karena umumnya gangguan ini terjadi sebelum anak menginjak usia 3 tahun. Tapi orang tua cendrung kurang tanggap terhadap gejala dini yang muncul. Meski demikian, saat ini sudah ada beberapa langkah tepat untuk penderita autis agar dapat memiliki kemampuan bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, bertingkah laku, serta berbicara.

Orang tua dan segenap keluarga mempunyai peranan penting dalam membantu anak autis. Disini perhatian penuh anggota keluarga sangat dibutuhkan, langkah utama yang harus dilakukan misalnya dengan memfokuskan kelebihan anak di bidang tertentu yang dikuasainya serta mengarahkan anak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Disini tetu saja membutuhkan kesabaran...tetapi mudah-mudahan sangat membantu.

Beberapa terpi yang diperlukan...

Saat ini sudah terdapat beberapa terapi bagi penderita autis yaitu antara lain:

* Terapi Prilaku-Applied Behavioral Analysis (ABA) (untuk memperbaiki prilaku menyimpang pada anak autis).

Tujuan penanganan ini terutama adalah untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan anak terhadap aturan. Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif (hadiah/pujian) setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif terhadap instruksi yang diberikan.

* Terapi Sensori Integrasi (ditujukan pada fungsi biologis otak).

Yaitu dengan melakukan berbagai macam aktivitas yang diharapkan dapat memberikan masukan input sensoris. Kegiatan terapi sensori integrasi dilakukan dengan cara anak memilih bentuk permainan yang disukainya dan terapis memberikan pengarahan agar kegiatan yang dilakukan anak terarah dan benar. Bentuk per-mainan secara bertahap diarahkan ke bentuk yang lebih kompleks, dengan harapan fungsi otak anak akan berkembang lebih baik, anak dapat berfikir kreatif dan memahami konsep-konsep abstrak. Tidak hanya dari telinga dan mata tapi dari seluruh bagian tubuh. Sensori tersebut memberikan informasi tentang kondisi fisik tubuh dan lingkungan di sekitar. Otak menggunakan informasi tersebut untuk menentukan respon terhadap perubahan lingkungan. Misalkan saat seorang anak duduk diatas ayunan, ia akan tahu keberadaan posisi tubuhnya saat duduk, jika terlalu kedepan ia akan berhenti sebentar untuk membetulkan posisi duduknya. Jika ayunan bergerak terlalu cepat ia akan mengurangi kecepatan ayunannya dan jika dirasa kurang ia akan menggunakan kakinya untuk mengayunkan badannya dibantu dengan kemampuan dirinya menjaga postur tubuh terhadap perubahan kecepatan tersebut.

* Terapi Wicara

Pelayanan Terapi Wicara adalah pelayanan kesehatan profesional berdasarkan ilmu pengetahuan, teknologi dalam bidang prilaku komunikasi untuk meningkatkan dan memulihkan kemampuan prilaku komunikasi, yang berhubungan dengan kemampuan bahasa, wicara, suara dan irama/kelancaran yang diakibatkan oleh adanya gangguan/kelainan anatomis,fisiologis psikologis dan sosiologis.

* Terapi Okupansi.

Pelayanan okupasi terapi adalah pelayanan kesehatan kepada masyarakat/pasien yang mangalami gangguan fisik dan atau mental dengan menggunakan aktivitas bermakna untuk meningkatkan kemandirian individu pada area aktivitas kehidupan sehari-hari, produktivitas dan pemanfaatan waktu luang dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Okupasi terapi dibutuhkan oleh anak-anak yang memiliki hambatan dalam mengembangkan fungsi tangan secara optimal, seperti kemampuan memegang pensil, memegang sendok untuk makan, maunpun aktifitas keseharian lainnya.

* Terapi Fisik.

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

* Terapi Sosial.

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya

* Terapi Bermain.

Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

* Terapi Perkembangan.

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

* Terapi Visual.

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan komunikasi.

* Terapi Biomedik.

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh sendiri (biomedis).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar