Sabtu, 04 September 2010

Bercinta & Permusuhan

Anda sedang jatuh cinta? Atau malah sebaliknya, membenci seseorang. Saya anjurkan silahkan meninjau kembali perasaan Anda. Jangan salah mencintai apalagi salah membenci, karena keduanya bisa berbuah penyesalan di kemudian hari.

Pengunaan perkataan cinta dalam masyarakat Indonesia lebih dipengaruhi perkataan love dalam bahasa Inggris. Dimana cinta yang lebih cendrung kepada hal-hal yang romantis, asmara dan hawa nafsu. Dan cinta juga bisa diartikan sayang (teman dan keluarga), kasih (keluarga dan Tuhan), semangat nusa (patriotisme, nasionalisme dan narsisme).

Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of loving) menyatakan bahwa ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih: dimana pengenalan, tanggung jawab, perhatian, saling menghormati, muncul semua secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi tak pernah mengasuh dan tak ada tanggungjawab pada si anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan tanpa rasa hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih dalam akan menjerumuskan para orang tua, pada sikap otoriter.

Mungkin kita pernah mendengar semboyan 'hilangkan benci dari hati'. Yang mengajak manusia untuk saling cinta dan meninggalkan sikap benci. Walaupun demikian, tak semua benci harus dihindari. Bahkan sebaliknya, ada benci yang dipupuk dalam hati. Benci pada setan dan bala tentaranya mislanya. Atau benci kepada kemaksiatan, kekufuran dan kemusyrikan. Demikian pula untuk cinta, tak semua pantas untuk dicintai. Membenci dan mencintai semua tentu ada aturannya. Kepada siapa harus diberikan kecintaan dan kepada yang mana diberikan kebencian. Keduanya mesti dimenej dengan baik agar sesuai dengan syariat. Sehingga ridha bisa diraih dan murka Allah Swt, dapat dihindari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar