Kamis, 19 Agustus 2010

Pengaruh Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Tingkat Kecerdasan Anak

Di Indonesia tingkat Anemia pada ibu hamil cukup tinggi. Keadaan ini memang dapat disebabkan oleh adanya anemia sebelum kehamilan, karena anemia pada perempuan muda juga cukup tinggi. Namun, anemia juga bisa terjadi akibat kehamilan.

Kehamilan dapat menimbulkan anemia karena saat hamil terjadi peningkatan volume darah sehingga sel darah merah relatif menjadi lebih rendah. Selain itu,pada kehamilan keperluan akan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Berkurangnya asupan makanan karena mual dan muntah serta risiko perdarahan pada waktu persalinan juga akan meningkatkan risiko anemia.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gr% ada trimeter 1 dan 3 atau kadar <10,5 gr% pada trimeter 2. Untuk mencegah terjadinya anemia, biasanya dokter akan memberikan suplemen zat besi dengan asam folat. Namun, kalau sampai terjadi anemia berat, penanganan seperti transfusi darah mungkin saja diperlukan, tergantung dari bagimana kasusnya.

Pada ibu hamil, suplai zat-zat makanan ke janin yang sedang tumbuh tergantung pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat gizi yang diangkutnya. Kekurangan zat gizi pada masa dini perkembangan otak, akan mengakibatkan berkurangnya pertumbuhan otak, sehingga lebih sedikit sel-sel otak yang berukuran normal. Bagian terpenting dari otak adalah korteks, yang merupakan kendali utama perilaku kecerdasan.

Asupan gizi dan nutrisi sangat penting bagi ibu hamil dan janinnya. Omega 3 dan DHA bagi janin diperlukan dalam jumlah cukup untuk pembentukan sistem saraf pusat. Studi lainnya menunjukan bahwa gangliosida berperan pada struktur otak, migrasi sel-sel otak, pembentukan sinapsis, dan myelinisasi. Selain itu gangliosida berpengaruh terhadap fungsi otak, terutama fungsi belajar dan mengingat. Kolin dihantarkan kepada janin melalui plasenta ibu. Beberapa penelitian menunjukan asupan kolin di saat kehamilan mempengaruhi perkembangan otak terutama fungsi mengingat.

Dalam sebuah penelitian di Bantul Yogjakarta (oleh : Slamet Iskandar) di mana ada perbedaan tingkat kecerdasan (IQ) anak umur 5-6 tahun yang dilahirkan oleh ibu hamil anemia dan tidak anemia. Ibu hamil anemia mempunyai probabilitas 6,81 kali lebih besar untuk melahirkan anak dengan nilai IQ dibawah rata-rata dibandingkan dengan
ibu hamil yang tidak anemia.

Anemia sebaiknya tidak dibiarkan saja karena akibatnya bisa fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Risiko yang terjadi antara lain keguguran, kelahiran prematur, persalinan lama, perdarahan pasca-melahirkan, bayi lahir dengan berat rendah, hingga kemungkinan bayi lahir dengan cacat bawaan.

Anemia ternyata memberikan dampak serius bagi ibu dan janin yang dikandung. Karenanya, sudah selayaknya ibu hamil dan keluarga memperhatikan hal ini. Yakni dengan jalan segera melakukan pemeriksaan kehamilannya pada dokter dan memperoleh penanganan yang tepat jika ternyata menderita anemia. Karena persalinan yang lancar dan anak yang sehat merupakan dambaan seluruh keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar