Diare merupakan penyakit dimana penderita mengalami perangsangan buang air besar dan terus-menerus dimana tinja atau feses sangat lunak dan disertai air. Anak biasanya terserang diare bersamaan dengan flu atau penyakit lainnya. Di negara berkembang saat ini penyakit diare adalah penyebab kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Gejala pada umumnya
O Buang air besar lebih sering dari sebelumnya.
O Buang air besar berbentuk cair atau mengalami mencret.
O Dubur anak Anda memerah dan sakit.
O Anak menderita demam.
O Anak Anda sakit perut.
Penyebab diare pada bayi
O Jika diare yang terjadi disertai dengan muntah, sakit perut, demam, menggigil, perasaan sakit, maka kemungkinan ada masalah pada gastroenteritis (pencernaan). Jika disertai dengan adanya darah dalam kotoran bayi kemungkinan akibat infeksi bakteri.
O Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi susu formula atau terlalu banyak makanan tertentu, kemungkinan diare diakibatkan oleh masalah makanan atau susu.
O Diare disertai oleh perut yang kembung, gas dan kotoran yang seperti berminyak, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi parasit.
O Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi obat tertentu seperti antibiotik atau obat lainnya, kemungkinan disebabakan oleh efek samping dari obat yang dikonsumsi.
O Diare yang disertai oleh muntah, keringat berlebih, keletihan, kejang-kejang serta membuat bayi menjadi tidak sadar, kemungkinan disebabkan oleh keracunan sesuatu. Jika bayi sudah tidak sadarkan diri atau mengalami kesulitan bernapas, sebaiknya segera larikan ke rumah sakit.
O Bayi menjadi rewel setelah menyusui, perut kembung, diare dan kotoran yang ada menimbulkan bau tak sedap, kemungkinan disebabkan oleh laktosa intoleransi atau tidak dapat mentoleransi laktosa yang ada di dalam susu.
O Jika diare yang muncul disertai dengan muntah, gatal-gatal, hidung tersumbat, bengkak, sesak napas, mengi, kesulitan menelan dan timbulnya ruam pada kulit, kemunginan disebabkan oleh alergi makanan yang dikonsumsi bayi.
O Diare dengan adanya perasaan kembung atau bergas, muntah, kolik, kotoran yang berdarah, menolak untuk makan, batuk, mengi dan gejala ini timbul sekitar 45 menit setelah mengonsumsi susu, kemungkinan disebabkan bayi tidak dapat mentoleransi protein yang terkandung di dalam susu.
O Bayi menjadi rewel, menangis, menarik-narik telinga, demam, diare, muntah, tidak nafsu makan serta keluar cairan berwarna kuning atau putih dari telinga, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga.
O Mengalami diare yang kronis, pertumbuhan yang terganggu, batuk yang disertai dengan rengekan, napasnya mendesah atau mengi, kemungkinan disebabkan penyakit cystic fibrosis.
Tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi Diare
O Jika Anda sedang menyusui, lanjutkan terus. Jika bayi Anda sedang inum susu formula dan buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari, periksakanlah ke dokter dan tanyakan apakah Anda harus menghentikan pemberian susu formula selama 24 jam.
O Berikan cairan Oralit.
O Untuk bayi yang sedang mengkonsumsi makanan padat,yang telah meminum cairan oralit dan merasa lapar, dapat makan sejumlah kecil jenis makan-makanan sebagai berikut:
1. Pisang masak yang dihaluskan
2. Selai apel.
3. Sereal beras atau kacang hijau.
4. Roti panggang.
O Ketika diare berhenti perlahan-lahan berikan makanan yang biasa dikonsumsi anak Anda. Berikan air susu ibu atau susu formula 24-48 jam setelah diare berhenti.
O diare menyebabkan kulit bayi terasa panas. Ganti popok setelah setiap kali buang air besar. Bersihkan pantat bayi dengan sabun dan air. Berikan desitin atau olesi dengan zink oksida untuk mencegah ruam popok.< O Bantu anak yang sudah agak besar untuk membersihkan pantatnya untuk mencegah gatal-gatal di pantat.
O Jangan berikan obat-obatan yang dijual di toko untuk mengobati diare tanpa seizin dokter.
O Selalu cuci tangan Anda setiap selesai mengganti popok anak untuk membunuh kuman. Cuci tangan bayi Anda sesering mungkin. Bila anak anda sudah agak besar ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan.
O Cuci botol dan dot dengan sabun dan air panas, bilas sesudahnya
O Buang susu formula yang tidak diminum bayi dan jangan digunakan di kemudian hari.
O Kuman tumbuh pada makanan pada suhu ruangan, simpan semua makanan yang dapat membusuk di lemari pendingin.
O Segera hubungi dokter jika:
1. Anak Anda tampak sakit.
2. Anak Anda tidak mau minum.
3. Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali dalam waktu 6-8 jam.
4. Mulut anak Anda tampak kering dan lengket.
5. Anak menunjukan tanda-tanda dehidrasi.
6. Anak Anda tampak deam.
7. Buang Air besar berdarah.
8. Anak Anda sakit perut.
Hal lain yang perlu Anda ketahui tentang diare
O Diare sangat berbahaya karena anak Anda dapat kehilangan cairan yang sangat banyak dari dalam tubuh atu dehidrasi, tanda-tandanya yaitu:
1. Mulut kering.
2. Mata cekung.
3. Sedikit buang air kecil atau tidak sama sekali dalam waktu 6 jam.
4. Air seni berwarna kuning gelap.
5. Anak menangis tanpa mengeluarkan air mata.
6. Ubun-ubun bayi menyusut.
O bayi baru lahir dan buang air besar cukup banyak dan hal ini adalah wajar terjadi.
O Bayi yang menyusu dari ibunya (ASI) dapat buang air besar ketika atau setelah disusui.
O Bayi yang menyusu dari botol atau susu formula dapat buang air besar 1-8 kali sehari dalam kurun waktu 1 minggu pertama. Kemudian buang air besar 1-4 kali sampai berusia 2 bulan.
O bayi berusia lebih dari 2 bulan, buang air besar 1-2 kali sehari.
O Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi susu formula atau terlalu banyak makanan tertentu, kemungkinan diare diakibatkan oleh masalah makanan atau susu.
O Diare disertai oleh perut yang kembung, gas dan kotoran yang seperti berminyak, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi parasit.
O Diare terjadi setelah bayi mengonsumsi obat tertentu seperti antibiotik atau obat lainnya, kemungkinan disebabakan oleh efek samping dari obat yang dikonsumsi.
O Diare yang disertai oleh muntah, keringat berlebih, keletihan, kejang-kejang serta membuat bayi menjadi tidak sadar, kemungkinan disebabkan oleh keracunan sesuatu. Jika bayi sudah tidak sadarkan diri atau mengalami kesulitan bernapas, sebaiknya segera larikan ke rumah sakit.
O Bayi menjadi rewel setelah menyusui, perut kembung, diare dan kotoran yang ada menimbulkan bau tak sedap, kemungkinan disebabkan oleh laktosa intoleransi atau tidak dapat mentoleransi laktosa yang ada di dalam susu.
O Jika diare yang muncul disertai dengan muntah, gatal-gatal, hidung tersumbat, bengkak, sesak napas, mengi, kesulitan menelan dan timbulnya ruam pada kulit, kemunginan disebabkan oleh alergi makanan yang dikonsumsi bayi.
O Diare dengan adanya perasaan kembung atau bergas, muntah, kolik, kotoran yang berdarah, menolak untuk makan, batuk, mengi dan gejala ini timbul sekitar 45 menit setelah mengonsumsi susu, kemungkinan disebabkan bayi tidak dapat mentoleransi protein yang terkandung di dalam susu.
O Bayi menjadi rewel, menangis, menarik-narik telinga, demam, diare, muntah, tidak nafsu makan serta keluar cairan berwarna kuning atau putih dari telinga, kemungkinan disebabkan oleh adanya infeksi pada telinga.
O Mengalami diare yang kronis, pertumbuhan yang terganggu, batuk yang disertai dengan rengekan, napasnya mendesah atau mengi, kemungkinan disebabkan penyakit cystic fibrosis.
Tips yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi Diare
O Jika Anda sedang menyusui, lanjutkan terus. Jika bayi Anda sedang inum susu formula dan buang air besar lebih dari 4 kali dalam sehari, periksakanlah ke dokter dan tanyakan apakah Anda harus menghentikan pemberian susu formula selama 24 jam.
O Berikan cairan Oralit.
O Untuk bayi yang sedang mengkonsumsi makanan padat,yang telah meminum cairan oralit dan merasa lapar, dapat makan sejumlah kecil jenis makan-makanan sebagai berikut:
1. Pisang masak yang dihaluskan
2. Selai apel.
3. Sereal beras atau kacang hijau.
4. Roti panggang.
O Ketika diare berhenti perlahan-lahan berikan makanan yang biasa dikonsumsi anak Anda. Berikan air susu ibu atau susu formula 24-48 jam setelah diare berhenti.
O diare menyebabkan kulit bayi terasa panas. Ganti popok setelah setiap kali buang air besar. Bersihkan pantat bayi dengan sabun dan air. Berikan desitin atau olesi dengan zink oksida untuk mencegah ruam popok.< O Bantu anak yang sudah agak besar untuk membersihkan pantatnya untuk mencegah gatal-gatal di pantat.
O Jangan berikan obat-obatan yang dijual di toko untuk mengobati diare tanpa seizin dokter.
O Selalu cuci tangan Anda setiap selesai mengganti popok anak untuk membunuh kuman. Cuci tangan bayi Anda sesering mungkin. Bila anak anda sudah agak besar ajarkan anak untuk mencuci tangan sebelum makan.
O Cuci botol dan dot dengan sabun dan air panas, bilas sesudahnya
O Buang susu formula yang tidak diminum bayi dan jangan digunakan di kemudian hari.
O Kuman tumbuh pada makanan pada suhu ruangan, simpan semua makanan yang dapat membusuk di lemari pendingin.
O Segera hubungi dokter jika:
1. Anak Anda tampak sakit.
2. Anak Anda tidak mau minum.
3. Buang air kecil sedikit atau tidak sama sekali dalam waktu 6-8 jam.
4. Mulut anak Anda tampak kering dan lengket.
5. Anak menunjukan tanda-tanda dehidrasi.
6. Anak Anda tampak deam.
7. Buang Air besar berdarah.
8. Anak Anda sakit perut.
Hal lain yang perlu Anda ketahui tentang diare
O Diare sangat berbahaya karena anak Anda dapat kehilangan cairan yang sangat banyak dari dalam tubuh atu dehidrasi, tanda-tandanya yaitu:
1. Mulut kering.
2. Mata cekung.
3. Sedikit buang air kecil atau tidak sama sekali dalam waktu 6 jam.
4. Air seni berwarna kuning gelap.
5. Anak menangis tanpa mengeluarkan air mata.
6. Ubun-ubun bayi menyusut.
O bayi baru lahir dan buang air besar cukup banyak dan hal ini adalah wajar terjadi.
O Bayi yang menyusu dari ibunya (ASI) dapat buang air besar ketika atau setelah disusui.
O Bayi yang menyusu dari botol atau susu formula dapat buang air besar 1-8 kali sehari dalam kurun waktu 1 minggu pertama. Kemudian buang air besar 1-4 kali sampai berusia 2 bulan.
O bayi berusia lebih dari 2 bulan, buang air besar 1-2 kali sehari.
Artikel Yang Berkaitan
1. Jika Perut Anak Kembung.
2. Bila Anak erkena Cacar Air.
3. Ruam Akibat Tanaman Beracun.
4. Kapan Seharusnya Anda Menghubungi Dokter Atau Rumah Sakit.
5. Pendarahan Pada Tali Pusat.
6. Sisik Pada Kulit Kepala Bayi.
7. Jerawat Pada Bayi.
8. Jika Anak Mengalami Kejang.
9. Demam Pada Anak.
10. Terapi Untuk Anak Autis.
11. Diagnosis Dan Cara Mengobati cacingan Pada Anak.
12. Cacingan Dapat Menurunka Fungsi Kongnitif Pada Anak.
12. Radang Telinga Pada Anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar