Rabu, 22 September 2010

Bagaimana Cara Mencegah Dan Mengatasi Depresi Setelah Melahirkan

Banyak wanita yang mengalami gangguan mood atau suasana hati setelah melahirkan. Sebagian besar dari mereka mengalami apa yang disebut baby blues syndrom, sedangkan 10-15% mengalami depresi setelah melahirkan atau yang dikenal dengan post partum depression. Baby blues syndrom atau post partum depression adalah suatu gangguan psikologis sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu pertama setelah melahirkan. Suasana hati yang paling utama adalah kebahagiaan, namun emosi akan menjadi labil.

Post partum depression berhubungan dengan depresi yang dialami wanita selama kehamilan, single parent, konsumsi rokok dan atau obat-obatan terlarang selama masa kehamilan, muntah-muntah hebat selama kehamilan, menderita suatu penyakit selama kehamilan, kelainan psikologis lain sebelumnya yang mempengaruhi, dan adanya riwayat post partum depression terdahulu.

Gejala yang timbul.

Gejala yang dapat muncul yaitu insomnia, sering menangis, depresi, cemas, konsentrasi menurun, mudah marah, gangguan nafsu makan, kecendrungan untuk bunuh diri, dan sering berpikir tentang kematian. Kecemasan sangat menonjol pada keadaan ini akibat ibu terlalu khawatir bahkan seringkali terobsesi pada kesehatan dan kesejahteraan bayinya. Ibu mungkin menganggap bayinya sebagai beban, namun dapat juga sebaliknya memiliki perasaan takut yang berlebihan bahwa ia akan membahayakan bayinya.

Penderita dapat menangis selama beberapa waktu dan kemudian kembali normal, tetapi menangis lagi di waktu yang lain. Seluruh gejala terbilang ringan dan berlangsung selama beberapa hari, lalu hilang secara sepontan dalam waktu 2 minggu pertama setelah melahirkan sehingga baby blues tidak berpengaruh terhadap kemampuan ibu dalam mengasuh anak.

Untuk menghadapi semua ini keluarga maupun penderita hendaknya harus sabar dengan diri sendiri, mengerti bahwa semua perasaan ini adalah normal, dan dalam beberapa minggu segalanya akan terasa lebih baik untuk anda.

Pengobatan yang harus dijalani

Penatalaksanaan dapat dilakukan dengan memberikan dukungan moril dan obat anti depresi. Jika keadaan semakin membaik setelah 6 minggu, konsumsi obat dilanjutkan hingga 6 bulan untuk mencegah terjadinya kambuh. Akan tetapi apabila respon pengobatan buruk atau terjadi kambuh, maka segera hubungi psikiater. Obat anti depresi akan menembus ASI, sehingga obat yang diberikan adalah obat yang memiliki kadar rendah atau bahkan tidak terdeteksi dalam ASI agar tidak menimbulkan efek samping pada bayi. Namun ada juga yang membahayakan bayi sehingga ibu tidak dianjurkan untuk memberikan ASI.

Jika anda menemukan bahwa perasaan anda semakin tak menentu, sedih, bingung dan terasa sulit untuk mengurus diri anda sendiri dan keluarga anda, anda sebaiknya menghubungi dokter anda sehingga dokter anda dapat menentukan apakah anda menderita dari apa yang disebut depresi pasca persalinan sehingga dokter dapat memberikan penanganan dini yang terbaik untuk anda.

Ingat janganlah menjadi malu untuk membicarakan hal ini dengan dokter anda, ini adalah hal yang sering terjadi, anda tidak sendirian mengalami hal ini. Yang terpenting adalah menangani semuanya sedini mungkin. Dan dukungan dari suami juga keluarga adalah faktor penting yang akan membantu si ibu baru untuk mengatasi perasaannya ini.

Pencegahan

Pencegah terbaik adalah dengan mengurangi faktor resikoter jadinya gangguan psikologi pada ibu hamil dan ibu pasca persalinan. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi faktor resiko, yaitu:

1.Pemberian suport atau dukungan dari segenap keluarga, lingkungan, maupun profesional selama kehamilan, persalinan dan paska persalinan dapat mencegah depresi dan mempercepat proses penyembuhan.

2. Mencari tau tentang gangguan psikologis yang mungkin terjadi pada ibu hamil maupun ibu yang baru saja melahirkan, baik lewat buku majalah maupun media online lainnya sehingga jika terjadi gejala dapat dikenali maupun ditangani secara dini.

3. Mempersiapkan diri secara mental terutama untuk wanita yang baru pertama kehamilan, dengan membaca buku atau artikel tentang kehamilan, persalinan maupun setelah melahirkan sehingga dapat membantu mengurangi ketakutan.

4. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan sehat, istirahat yang cukup, serta berolahraga minimal 15 menit per hari sehingga tetap bugar dan dapat menjaga suasana hati tetap baik.

5. Diusahakan untuk tidak mengambil keputusan yang berat selama kehamilan.

6. Bila perlu suami membantu dalam mempersiapkan keperuan sehari-hari atau ada pembatu yang memasak, mencuci dll.

7. Jika berisiko tinggi mengalami gangguan psikologis, jalani pengobatn profilaksis dan terapi psikologis selama kehamilan untuk mencegah atau menghilangka depresi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar