Minggu, 03 Oktober 2010

Pemanis Buatan Bagi Penderita Diabetes Melitus (DM)

Sering kita mendengar anjuran bagi penderita diabetes melitus untuk mengganti gula tebu dengan pemanis buatan, karena mereka beranggapan bahwa pemanis buatan lebih aman dan tak menaikan gula darah.

Ada dua macam pemanis buatan, yaitu antara lain:

1. Pemanis buatan yang tak bergizi,

Merupakan pemanis buatan yang tergolong tidak menyumbangkan kalori pada tubuh. Yang termasuk dalam pemanis buatan tak bergizi adalah: sakarin, siklamat, dan aspartam. Meski tidak menyumbangkan kalori, pemanis tersebut rawan memicu nafsu makan.

Benerapa komponen yang terdapat pada pemanis jenis ini bisa membuat "kecanduan" seperti halnya kafein. Komponen ini berperan dalam pemecahan glukosa dalam tubuh, sehingga hasil proses tersebut merangsang otak dan memberikan efek adiksi.

Bagi yang menggunakan pemanis buatan jenis ini, ambang batas konsumsinya perlu dipatuhi. Sakarin boleh dikonsumsi 2,5 mg/kgBB/hari, siklamat 11 mg/kgBB/hari, dan aspartam 4 mg/kgBB/hari. Porsi siklamat lebih besar daripada pemanis buatan yang lainnya, sebab pemanis tersebut tahan panas dan mudah larut dalam air. Kelebihan aspartam juga bisa dikeluarkan melalui urine.

2. Pemanis buatan bergizi.


Merupakan pemanis buatan yang mengandung kalori, yang termasuk pemanis buatan jenis ini adalah fruktosa dan silitol. Kandungan kalori dalam pemanis buatan jenis ini berkisar antara 2-4 kal/gr. Secara alami, pemanis jenis ini terdapat dalam buah-buahan . Dibanding dengan gula tebu yang mengandung 3.64 kal/gr, kalori fruktosa dan silitol tetap lebih aman. Sebab gula penganti tersebut memiliki protein dan lemak. Jadi, lambung akan lebih lama untuk memprosesnya. Protein juga bisa membantu meningkatkan produksi insulin.

Tidak seperti gula biasa, tingkat rasa manis pemanis buatan itu lebih tinggi. Sakarin, misalnya, mempunyai rasa manis yang bisa mencapai 300-400 kali sukrosa. Karena itu, tidak dianjurkan menggunakan terlalu banyak. hanya dari segi teste, pemanis buatan tidak seenak yang natural. Rasa manisnya mempunyai kecendrungan agak pahit. selain itu, ada sebagian orang yang intoleransi, yang bisa menyebabkan efek seperti batuk atau rasa serik pada tenggorokan. Yang perlu diingat, walau menggunakan gula pengganti, porsinya harus diperhatikan. Sifat pemanis itu tetap perlu dikenali agar konsumsinya sejalan dengan upaya menormalkan kembali kadar gula dalam darah.

Artikel yang berkaitan


1. Diet Rendah Karbohidrat Menurunkan Tekanan Darah.
2. Berbagai Jenis Teh Dan Manfaatnya Bagi Tubuh.
3. Mengenali Gejala Gagal Ginjal Sejak Dini.
4. Jangan Sembarangan Minum Obat.
5. Mengenal Fungsi, Jenis Dan Akibat Kekurangan Vitamin.
6. Lindungi Arteri Dengan Lycopene.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar