Selasa, 11 Januari 2011

Mengatasi Mimisan (Epistaksis) Pada Anak

Mimisan (epistaksis) merupakan pendarahan dari hidung. Jika tidak ada penyakit lain, mimisan biasanya hanya merupakan kelainan pada pembuluh darah di hidung. Sebagian besar mimisan pada anak tidak berbahaya. Jadi, tak perlu panik. Selama anak terlihat sehat dan aktif, juga tidak disertai gejala lain seperti demam, orangtua tak perlu khawatir.

Penyebab mimisan

O Mimisan terjadi akibat pembuluh darah yang pecah di daerah hidung bagian tengah/ pleksus kieselbach.

Pembuluh darah ini merupakan anyaman jaringan pembuluh darah yang sangat halus dan tipis. Pada anak-anak, pembuluh darah ini mudah berdarah terutama kalau ada infeksi di daerah hidung. Akibat infeksi, pembuluh darah yang tipis tersebut akan melebar dan kalau tersenggol sedikit saja akan mudah pecah.

O Karena adanya infeksi.

Infeksi terjadi terutama di daerah hidung, misalnya infeksi sinus yang mengakibatkan pembuluh darah melebar. Untuk meyakinkan, biasanya dilakukan foto sinus. Umumnya, darah akan keluar dari hidung, tetapi, terkadang darah tidak keluar dari hidung, melainkan tertelan ke tenggorokan. Karena tidak keluar lewat hidung, pendarahan ini baru ketahuan ketika anak muntah. Kejadian ini sering kali disangka muntah darah.

O Perubahan cuaca juga dapat menyebabkan mimisan.

Prinsipnya sama dengan infeksi, cuaca dingin atau hujan menyebabkan hidung anak mengalami flu serta pembuluh darah di hidung melebar dan tipis. Ketika anak menggosok hidungnya, pembuluh darah ini gampang sekali pecah.

Biasanya mimisan terjadi pada anak usia mulai 4?10 tahun. Mimisan terjadi pada anak karena selaput lendir dan pembuluh darah anak masih tipis dan sensitif, sehingga saat ada faktor pencetus seperti udara dingin, panas yang terik atau trauma ringan, darah pun langsung mengucur keluar. Terjadinya pun umumnya spontan, ringan, dan mudah berhenti.

O Karena alergi.

Biasanya disertai pilek kental dan lama, terkadang juga disertai batuk berdahak dan napas berbau. Hal ini biasa terjadi pada anak usia empat tahun.

O Obat-obatan.

Kandungan asetosal dan ibuprofen dalam obat-obatan tertentu dapat menimbulkan mimisan pada anak. kandungan ini menyebabkan darah lama membeku sehingga anak mudah mimisan.

O Karena keturunan.

Anak-anak tertentu lahir dengan pembuluh darah di hidung yang gampang pecah dan berdarah. Jika kelembapan udara sangat rendah seperti di negeri
subtropis dan suhunya sangat dingin, maka anak-anak seperti ini umumnya tidak sehingga hidungnya terus-menerus mengeluarkan darah.

O Reaksi refluks.

Khusus untuk bayi, mimisan bisa terjadi karena reaksi refluks. Ini terjadi saat bayi muntah atau gumoh. Aliran balik makanan dari lambung ke mulut atau hidung dapat menyebabkan mimisan. Muntahan yang banyak mengandung zat asam itu bisa mengiritasi atau melukai hidung. Mimisan pada bayi umumnya juga sembuh sendiri dan tidak perlu penanganan khusus.

O Trauma.

Seperti akibat benturan benda keras, kemasukan benda asing, atau dikorek-korek yang membuat selaput lendir dan pembuluh darah di hidung terluka dan menyebabkan
perdarahan.

O Merupakan gejala dari suatu penyakit.

Berbeda dari mimisan normal yang umumnya bersumber pada bagian anterior (bagian depan rongga hidung), maka mimisan yang disertai penyakit berbahaya bersumber dari bagian dalam hidung (posterior). Tak heran, darah yang keluar banyak dan sulit dihentikan. Sehingga sebagai orangtua hendaknya harus tetap waspada jika frekuensi mimisan itu cukup sering,tiap 1-2 hari. Ini karena ada kemungkinan si kecil mengidap penyakit berbahaya.

Penyakit seperti ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura), demam berdarah,leukemia, talasemia berat, atau hemofili, bisa juga menunjukkan gejala mimisan. Kadar trombosit yang rendah bisa pula menyebabkan pendarahan di hidung. Anak hemofili bisa saja memiliki kadar trombosit yang normal, tapi faktor pembekuan darah yang rendah sehingga penderita sering mengalami pendarahan.

Penanganan yang dapat Anda lakukan

O Minta anak Anda duduk dan agak menundukkan kepala. Jangan biarkan anak tiduran atau menegadahkan kepala, hal inii menyebabkan darah mengalir ke dalam mulut.

O Minta anak Anda menghembuskan nafas pelan-pelan.

O Periksalah jikalau ada sesuatu di dalam hidung anak.

O Minta anak Anda meludahkan darah yang ada di dalam mulut.

O Minta anak Anda menarik nafas melalui mulut.

O Jepit bagian hidung selama 10 menit, jika pendarahan belumberhenti, jepit hidung kembali selama 10 menit. Jangan menyumbat hidung dengan apapun untuk menghentian pendarahan.

O Jangan biarkan anak Anda bersin atau mengupil selama 12 jam setelah pendarahan berhenti.

O Segera hubungi dokter jika:

1. Anak Anda sering mengalami mimisan.
2. Pendarahan terjadi di mulut dan gusi.
3. Anak Anda pusing, pening, atau pucat dan berkeringat.
4. Terdapat tanda memar padahal tidak jatuh.

Tips mencegah mimisan pada anak.

O Perhatikan apakah si kecil sering mengorek hidung. Bila ya peringatkan untuk berhenti melakukannya.

O Jauhi anak dari asap rokok atau bahan kimia lainnya. Beberapa anak alergi terhadap asap rokok dan zat kimia tertentu.

O Bila cuaca dirasa terlalu kering gunakan pelembab ruangan. Pastikan keadaan rumah selalu dalam kekadaan bersih.

O Teteskan larutan air garam atau oleskan cream pelembab ke dalam hidung untuk membasahi hidung sehingga selaput lendir tidak kering. Hidung yang kering dapat mengalami pendarahan. Anda juga dapat mengoleskan sedikit vaslin pada hidung anak, lakukan hal ini 2-4 kali sehari untuk mencegah mimisan.

O Sebisa mungkin hindari anak dari benturan di hidungnya. Barang-barang yang berbahaya sebaiknya disingkirkan agar tidak sampai mencederai anak.

O Gunakan AC dengan bijak dan aman. Jangan menyetel AC terlalu dingin dan lama. Selain boros energi, udara di ruangan akan menjadi sangat dingin dan kering. Untuk Indonesia, suhu 23-260C relatif cukup.

O Usahakan banyak makan sayur dan buah guna memperkuat selaput lendir hidung.

O Jauhkan anak dari benda-benda pencetus alergi di rumah.

Artikel Yang Berkaitan

1. Si Kecil Sering Gumoh.
2. Tersedak Pada Bayi, Tips Cara Menanganinya.
3. Keracunan Pada Anak, Mengenali Gejala dan Tips Pencegahan.
4. Biang Keringat (Ruam Panas) Pada Anak.
5. Menangani Si Kecil Yang Terserang Diare.
6. Jika Perut Anak Kembung.
7. Bila Anak erkena Cacar Air.
8. Ruam Akibat Tanaman Beracun.
9. Kapan Seharusnya Anda Menghubungi Dokter Atau Rumah Sakit.
10. Pendarahan Pada Tali Pusat.
11. Sisik Pada Kulit Kepala Bayi.
12. Jerawat Pada Bayi.
13. Jika Anak Mengalami Kejang.
14. Demam Pada Anak.
15. Terapi Untuk Anak Autis.
16. Diagnosis Dan Cara Mengobati cacingan Pada Anak.
17. Cacingan Dapat Menurunka Fungsi Kongnitif Pada Anak.
18. Radang Telinga Pada Anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar